en | ch | bh | ru
290 Orchard Road #06-06, Paragon Shopping Centre, Singapore 238859
Kanker Kolorektal & Colon
Apakah Kanker Kolorektal itu?

Setiap jaringan dan organ hidup dalam tubuh terbuat dari blok-blok kecil yang disebut sel. Sel normal dalam tubuh tumbuh dengan laju yang pasti dan terkendali. Sel-sel baru biasanya dibentuk untuk mengganti sel yang telah aus atau untuk memperbaiki sel yang cidera. Kadangkala sebagian dari sel ini berkembang-biak di luar kendali. Usus besar dengan banyak-polip berkembang-biak di luar kendali dan mempunyai kecenderungan serta kemampuan untuk menyebar secara abnormal ke organ dan jaringan lain. Oleh karenanya, sel-sel ini menghabiskan cadangan tubuh dan juga merusak fungsi tubuh.

Sel-sel abnormal ini disebut kanker, dan pertumbuhannya merupakan kelompok sel yang abnormal dan tak-terkendali. Jadi, kanker mengakibatkan malnutrisi dan malfungsi organ yang terkena. Terlebih lagi sel kanker mempunyai kemampuan untuk menyebar di luar daerah asli pertumbuhan kanker. Tumor atau kanker ganas tidak sekedar tumbuh besar di daerah asli pertumbuhan kankernya, tetapi sel tumor ganas (juga disebut kanker primer) dapat juga menjalar ke organ lain dan membentuk tumor sekunder.

Pertumbuhan sekunder ini disebut metastatis dan kemampuan untuk membentuk metastatis demikian adalah tanda utama dari tumor ganas. Kanker kolorektal timbul dari lapisan terdalam dinding usus besar dan rektum. Lapisan epitelia ini juga disebut lapisan mukosa usus besar.

Apakah perlindungan yang mungkin terhadap kanker kolorektal?

Aspirin dosis rendah (80 mg) dilaporkan mengurangi peluang timbulnya kembali adenoma usus besar yang timbul kembali setelah polip yang sebelumnya ada telah dihilangkan sebanyak 19%. Pada pasien dengan adenoma lanjut atau kanker kolorektal, risiko timbulnya kembali adenoma atau kanker juga berkurang sebanyak 40%. Namun, dosis yang lebih tinggi tak lebih bersifat melindungi, tetapi sebenarnya mempunyai efek yang lebih kecil, mengurangi timbulnya kembali adenoma secara keseluruhan sebanyak 4% dan timbulnya kembali adenoma lanjut serta kanker kolorektal hanya sebanyak 19%.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) / obat anti-radang non-steroid, seperti aspirin dan obat lainnya dapat mengurangi ukuran dan jumlah polip pada pasien dengan familial adematous polyposis (suatu keadaan yang diwarisi dan jarang ditemui, yang menyebabkan beratus-ratus polip membentuk di dalam kolon dan rektum). Namun obat-obat ini menyebabkan banyak gangguan lambung dan luka lambung. Belakangan ini, satu kelas NSAID baru yang dikenal sebagai inhibitor COX-2 telah diuji, dan hasil awal dinyatakan lebih berkhasiat tanpa efek samping pada lambung. Obat-obat ini sekarang sedang diuji lebih lanjut.

Namun, metode paling berguna dan aman terhadap kegagalan yang ada sekarang ini untuk mencegah kanker kolorektal adalah kolonoskopi dan penghilangan semua polip pra-ganas yang ada. Olahraga teratur adalah penting dalam memelihara pola hidup yang sehat setelah pengangkatan polip besar dan dapat membantu mencegah kanker kolorektal. Kegiatan singkat tiga sampai lima kali seminggu termasuk jalan kaki, naik sepeda, berenang, latihan aerobik atau berlari tentu akan membantu memelihara kesehatan umum yang baik, dan mendorong pertahanan imunitas tubuh terhadap infeksi dan kanker. Faktor lingkungan tertentu termasuk makanan berlemak tinggi, asupan kalori dan alkohol berlebihan, kegemukan, gaya hidup duduk terus-menerus dan merokok berkaitan dengan risiko kanker kolorektal yang semakin tinggi, dan perubahan gaya hidup dapat sedikit berarti dalam mencegah kanker kolorektal.

Siapa yang ada dalam kelompok risiko tinggi kanker usus besar?

Salah satu faktor terpenting dalam patogenesis kanker usus besar dapat berupa kerentanan yang mungkin diwarisi untuk kanker kolorektal. Kerabat terdekat dari pasien dengan kanker kolorektal karenanya mempunyai risiko meningkat sekitar 3-4 kali untuk perkembangan kanker kolorektal dibandingkan rata-rata orang awam. Pasien dengan kanker kolorektal sebelumnya juga mempunyai risiko meningkat 3-4 kali untuk mengembangkan kanker usus besar kedua, dan karena itu pengawasan sepanjang hidup pada pasien-pasien ini adalah sangat penting.

Pasien dengan adenoma dan terutama mereka dengan familial adenomatous polyposis (suatu kondisi genetik di mana mungkin terdapat ratusan atau ribuan adenoma) ada pada risiko yang meningkat terhadap pembentukan kanker kecuali jika polpolip dihilangkan total. Pasien yang menderita radang usus dan penyakit Crohn mempunyai risiko meningkat untuk mengembangkan kanker usus besar terutama jika penyakit tersebut telah ada selama lebih dari 10 tahun.

Orang dengan risiko tinggi terhadap kanker kolorektal meliputi mereka dengan:

  1. Riwayat keluarga yang kuat akan kanker usus besar atau kanker lain yang berkaitan dengan kerabat terdekat.
  2. Riwayat sebelumnya adanya adenoma atau kanker usus besar
  3. Riwayat radang usus kronis atau penyakit Crohn.
Siapa yang ada dalam gejala dan tanda dini kanker kolorektal?

Kolorektum adalah sebuah tabung berongga berotot yang berkepentingan dengan memungkinkan makanan yang telah dicerna serta ampas makanan dapat lewat. Karena itu gejala hanya muncul bila jalan yang lancar ini terganggu, dan disebabkan oleh elastisitas serta cadangan sangat besar dari usus besar, gejala sering minimal atau gejala hanya muncul lambat dalam penyakit. Oleh karenaya, 60% dari pasien kanker kolorektal yang berobat ke rumah sakit sudah mempunyai sebaran kelenjar limfa atau kanker yang menyebar luas. Gejala tergantung pada tahap penyakit atau lokasi kanker di kolorektum. Sewaktu tahap dini kanker, kebanyakan pasien tak mempunyai gejala. Gejala yang paling umum dari kanker usus besar adalah pendarahan rektum yang terjadi baik pada adenoma serta kanker. Namun, sering ini hanya bisa dideteksi dalam jumlah yang sangat kecil, dan tak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Sebagai ringkasan, berikut ini mungkin berguna:

  1. Darah dalam tinja.
  2. Perubahan dari kebiasaan normal buang air besar Anda, biasanya dengan tinja yang lebih encer tanpa sebab yang langsung jelas.
  3. Kurangnya berat badan yang tak bisa dijelaskan.
  4. Timbulnya sakit melilit di perut akhir-akhir ini.
  5. Perasaan terus-menerus masih ada tinja meskipun baru saja buang air besar.
Tes apa saja yang mungkin dilakukan dokter pada saya?

Pada umumnya dokter rumah sakit akan mencatat keterangan terinci tentang persoalan medis Anda, serta membuat Anda menceritakan riwayat masa lalu dan keluarga Anda. Dokter lalu akan melakukan pemeriksaan fisik yang harus meliputi pemeriksaan rektum dan proktoskopi. Anda lalu mungkin diminta melakukan tes faecal occult blood, tes darah maupun membuat janji untuk kolonoskopi atau tes barium enema. Jika kanker telah dikonfirmasi, liver ultrasound atau CAT scan mungkin diperlukan.

Apakah carcino-mbryonic antigen (CEA) suatu tes yang bermanfaat?

Carcino-embryonic antigen (CEA) adalah protein yang mudah diukur dengan tes sederhana dan tidak mahal. CEA biasanya ditemukan dalam konsentrasi rendah dalam usus embrionik dan fetal, maupun dalam sel pankreas, paru-paru dan hati. Maka, sedikit tonjolan mungkin ditemukan pada kehamilan, maupun pada perokok dan pada kondisi peradangan serta kondisi ganas dari sistim pernapasan, sistim hati-empedu dan sistim pencernaan.

Tes ini tidak dilakukan untuk skrining, karena hanya membantu setelah diagnosa kanker kolorektal dibuat. Namun, CEA yang menaik pada seorang yang “normal” harus menjadi indikasi bahwa kolorektum perlu diinvestigasi lebih jauh.

Metode investigasi jenis apa yang ada untuk memeriksa usus besar?
  1. Barium enema
    Ini adalah prosedur sinar-X khusus di mana zat-warna (barium sulfat) dan udara dipompa melalui anus untuk mendapatkan gambar usus besar. Meskipun ini tak seakurat kolonoskopi, ini dapat memilih kebanyakan polip besar dan kanker, dan beberapa kali lebih murah daripada kolonoskopi. Satu kekurangannya adalah tak dapat secara bersamaan memotong polip karena biopsi tidak memungkinkan. Selama beberapa hari menyusul tes ini, tinja Anda mungkin menjadi keputihan, tetapi tak ada yang perlu dikuatirkan karena itu hanyalah barium yang sedang dikeluarkan.
  2. Kolonoskopi
    Ini adalah standar emas untuk deteksi jejas kolon. Agar tes ini berhasil, usus besar harus dibersihkan secara tuntas sebelum prosedur. Kebanyakan obat pencahar moderen bekerja dengan pencernaan dua atau tiga liter air biasa, dan harus menghasilkan kira-kira 2 sampai 6 diare encer mulai dalam waktu satu jam setelah pencernaan obat pencahar. Obat penenang boleh diberikan, tetapi kebanyakan pasien yang menjalani kolonoskopi tak mengalami ketak-nyamanan atau akan mengalami ketak-nyamanan yang sangat ringan yang bisa ditoleransi dan tak memerlukan obat penenang. Dalam setiap kasus, pasien yang tak mendapat obat penenang dapat dibimbing melalui prosedur, dan setiap jejas yang ditemukan dapat ditunjukkan kepada Anda, dan dengan deteksi kanker dengan kolonskopi dapat membantu Anda untuk lebih memahami keadaan Anda. Kurangnya ketersediaan kolonoskopi untuk setiap orang; biaya dan risiko kecil yang terlibat tak harus memperkecil jumlah orang yang lebih mengutamakan kolonoskopi total sebagai tes skrining untuk mendeteksi kanker kolorektal dan polip pendahulunya. Jadi orang yang mempunyai sarana dan sumberdaya dan yang memahami risiko yang terlibat tentunya harus diijinkan mengambil kesempatan atas metode investigasi ini.
  3. Modalitas pencitraaan baru
    Modalitas baru seperti kolonoskopi kapsul, kolonoskopi virtual, merupakan kolonoskopi yang sedang diteliti dan mungkin ditawarkan oleh sejumlah pusat baru yang terbatas atas dasar eksperimental. Kolonoskopi virtual adalah diagnosa tentang dan adanya polip akan berarti bahwa suatu kolonoskopi nyata harus dilakukan untuk menghilangkan jejas.
Apakah tahap-tahap berbeda dari kanker kolorektal?

Dukes

Keterlibatan

5 tahun bertahan hidup

A

Tidak mencapai dinding usus yang berotot

98%

B

Serangan terhadap dinding rektum, kelenjar limfa tak terlibat

80%

C1

Hanya kelenjar setempat, kelenjar apikal tak terlibat

50%

C2

Kelenjar pada titik ligatur tak terlibat

15%

D

Menyebar ke organ-organ lain

5%

Jika saya telah menderita kanker kolorektal, haruskah semua anggota keluarga saya diskrining terhadap kanker kolorektal?

Adalah penting agar riwayat keluarga yang sesuai dicatat. Yang dicatat adalah keluarga khusus di mana terdapat sejumlah besar anggota keluarga yang menderita kanker kolorektal. Namun keluarga lain mungkin mempunyai sejumlah besar kanker kolorektal bersama-sama dengan kanker lain, terutama pada sistim uriner dan saluran kelamin wanita. Kedua jenis keluarga ini biasanya mempunyai beberapa anggota yang menderita penyakit tersebut ketika mereka sangat muda, pasti kurang dari usia 40 tahun. Perhatian istimewa harus diberikan dalam pengawasan anggota-anggota dari dua jenis keluarga ini untuk skrining pada usia yang lebih muda daripada yang berlaku bagi populasi umum. Keluarga khusus dengan risiko tinggi untuk kanker kolorektal adalah keluarga dengan HNPCC dan FAP.

Namun, jika indeks atau kasus pertama adalah satu-satunya dengan kanker kolorektal dalam keluarga dan orang ini lebih tua dari usia 50 tahun, maka para anggota lain dari keluarga khusus ini mempunyai risiko populasi-pada umumnya yang rendah untuk terkena kanker kolorektal. Para anggota keluarga ini mungkin hanya membutuhkan pengawasan bila mereka mencapai usia untuk skrining populasi normal dalam segala kasus kecuali ada alasan khusus lain untuk menginginkan menskrining keluarga tersebut.

Komplikasi jenis apa dapat terjadi sebagai akibat pembedahan yang dilakukan untuk kanker kolorektal?

Angka kematian untuk pembedahan besar kolorektal adalah kurang dari 3%. Namun, angka ini dapat dua kali lipat atau lebih tinggi untuk keadaan darurat dan juga pada pembedahan yang dapat menyembuhkan. Sekitar sepertiga dari kematian disebabkan oleh komplikasi pembedahan pasca-operasi yang terutama berkaitan dengan infeksi dari kebocoran anastomotik. Penyebab penting lain dari kematian adalah yang disebabkan masalah jantung, pernapasan dan trombo-embolik vena seperti embolisme paru-paru. Komplikasi demikian lebih umum pada pasien tua dengan masalah medis yang berdampingan.

Komplikasi infeksi mungkin terjadi sebagai akibat kebocoran anastomotik, infeksi luka atau infeksi intra-abdominal. Sumber lain infeksi meliputi pembuluh periferi dan pembuluh vena pusat maupun infeksi pernafasan. Infeksi juga lebih umum pada pasien penderita diabetes dan pasien yang dibahayakan imunitasnya. Infeksi dada lebih umum pada pasien yang lemah dan tak bergerak serta pada pasien yang menderita masalah dada yang telah ada sebelumnya seperti bronchiectasis, bronchitis dan asma.

Angka kejadian yang tinggi dari kebocoran anastomotik bisa diturunkan, tetapi terlepas dari seberapa hati-hatinya seorang ahli bedah dalam melakukan anastomosis dengan baik, tidak semua kebocoran anastornotik bisa dicegah. Operasi seperti ultra-low anterior resection di tangan-tangan terbaik masih saja terkait dengan tingkat kebocoran anastomonik sekitar 5-10% kasus risiko tinggi demikian, suatu defunctioning anastomosis sementara biasanya dibuat, Stoma ini bisa ditutup setelah kira-kira satu bulan.

Trombosis vena dan embolisme paru-paru juga lebih umum pada pasien yang telah berbaring di tempat tidur tak-bergerak selama beberapa waktu maupun pasien dengan kanker dan yang menggunakan kontrasepsi oral.

Kapan perlu menghilangkan anus dan karena itu perlu bagi pasien untuk memakai kantong stoma selama sisa hidupnya?

Faktor terpenting dalam memutuskan apakah anus perlu dihilangkan adalah jarak antara sisi bawah kanker dan puncak otot anal sphincter. Jika terdapat jarak tak cukup untuk memberi tepi yang jelas bagi resection (operasi untuk menghilangkan jaringan atau bagian organ) untuk memperoleh tingkat kambuh terendah yang memungkinkan, maka anus harus dikorbankan untuk memastikan bahwa adalah mungkin untuk menghilangkan sama sekali kanker yang tumbuh ke dalam anus.

Ahli bedah spesialis yang menangani kondisi kolorektal harus mampu mempertahankan anus pada kasus di mana kanker mungkin serendah 3 sampai 5 cm dari tepi anus tergantung panjang saluran anus. Namun, keputusan ini dapat dipengaruhi oleh sejauh mana penyebaran setempat, tingkat kanker, jenis anatomi pinggul, dan besarnya kanker itu sendiri.

Apakah terapi ajuvan itu?

Terapi ajuvan adalah terapi yang ditambahkan pada pengobatan kanker kolorektal sebelum atau sesudah pembedahan dalam upaya untuk memperbesar peluang pasien agar dapat sembuh total. Biasanya ini berarti penambahan kemoterapi dan/atau radioterapi.

Kirim Enquiry:

Silahkan isi formulir atau info kontak di bawah ini untuk menghubungi kami . Kami akan hadir untuk pertanyaan Anda / umpan balik secepat kami bisa. Terima kasih!

Konta Informasi
Seow-Choen Colorectal Centre Pte Ltd
290 Orchard Road
#06-06 Paragon Shopping Centre
Singapore 238859
Telp: 6738 6887
Faks: (65) 6738 3448
Email: info@colorectalcentre.com
Jam Operasi:
Senin sampai Jumat: 9am - 5pm
Duduk: 9am - 1pm
Ditutup pada hari Minggu dan Libur